BERITAPEDOMAN.com – Penyebaran pandemi virus corona makin tinggi di Indonesia, sehingga semakin mendatangkan rasa khawatir pada masyarakat.
Tapi eits, jangan terlalu khawatir ya! Pasalnya, rasa khawatir yang berlebihan justru akan menambah beban pikiran dan berujung pada penurunan daya tahan tubuh.
Agar tidak terlalu khawatir, Anda perlu tahu bahwa virus corona juga mempunyai kelemahan loh! Lantas apa sih kelemahan virus corona? Simak berikut seperti dilansir dari beberapa sumber dan Kompas.com, Selasa (7/4/2020).
Mudah hilang dengan pelarut lemak
Apa itu pelarut lemak? Pelarut lemak adalah sabun yang sehari-hari kita gunakan.
Sekedar diketahui, virus corona, bisa hancur dan mati jika terkena sabun.
Itulah sebabnya, kita dianjurkan untuk rajin cuci tangan dengan air dan sabun untuk mencegah infeksi Covid-19.
Lalu, mengapa sabun efektif untuk membunuh virus corona? Jawabannya ada pada susunan virus itu sendiri. Virus corona pada intinya tersusun atas tiga bagian, yaitu DNA atau RNA yang menjadi inti dari virus, protein yang merupakan bahan baku virus untuk memperbanyak diri, dan lapisan lemak sebagai pelindung luarnya.
Ketiga bagian tersebut, sebenarnya tidak terikat dengan kuat satu sama lain, sehingga saat lapisan lemak tersebut hancur karena sabun, maka virus tersebut pun akan hancur dan mati.
Jadi, imbauan untuk mencuci tangan adalah langkah yang valid dan sangat efektif untuk mencegah penularan Covid-19, karena jika Anda rajin mencuci tangan dengan sabun dengan air mengalir, maka virus corona yang berada di tangan juga hilang secara drastis.
Bisa dikalahkan oleh antibodi
Infeksi Covid-19 bisa terjadi dalam beberapa tingkat keparahan, mulai dari yang ringan hingga parah.
Pada pasien Covid-19 yang memiliki gejala ringan, infeksi ini bisa sembuh dengan sendirinya selama daya tahan tubuhnya baik.
Hal ini juga diamini sebuah penelitian yang dilakukan di Australia yang meyakini bahwa salah satu kelemahan virus corona adalah antibodi yang sehat.
Penelitian ini juga melihat secara teratur kadar antibodi yang dihasilkan oleh seorang pasien Covid-19 berusia 47 tahun dengan gejala ringan hingga sedang.
Pasien tersebut, tidak memiliki penyakit penyerta seperti hipertensi atau diabetes. Kondisi tubuhnya secara keseluruhan juga sehat dan hanya terdapat satu infeksi yang sedang terjadi, yaitu Covid-19.
Pada hari ke tujuh sampai sembilan hari sejak gejala Covid-19 pertama kali muncul pada pasien tersebut, sejumlah antibodi mulai terbentuk di tubuhnya.
Ini tandanya, tubuh tengah mengeluarkan berbagai senjatanya untuk berusaha melawan virus corona. Bahkan beberapa hari setelah antibodi terbentuk, tubuh pasien tersebut mulai membaik.
Hal ini memang masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut dalam skala yang lebih besar lagi untuk melihat pola “peperangan” antara virus corona dan antibodi.
Namun, penelitian di atas bisa dijadikan sebagai pengingat pentingnya menjaga daya tahan tubuh dengan menjalani gaya hidup yang sehat.
Bisa dibunuh dengan disinfektan
Virus corona ada banyak jenisnya. Ada virus corona yang menyebabkan SARS, MERS, dan saat ini jenis yang baru ditemukan, mengakibatkan Covid-19.
Masing-masingnya memang memiliki perbedaan dan masih butuh lebih banyak penelitian. Namun sejauh ini, diketahui bahwa secara umum karakter keluarga coronavirus cukup mirip, yaitu dianggap lemah jika harus berhadapan dengan bahan disinfektan.
Berdasarkan hasil penelitian, virus corona penyebab SARS dan MERS bisa bertahan di permukaan benda seperti metal, kaca, atau plastik hingga beberapa hari.
Meski sejauh ini belum ada penelitian mengenai ketahanan virus penyebab Covid-19 di permukaan benda, tapi diduga hasilnya tidak jauh berbeda dari sepupu sesama coronavirus lainnya.
Kabar baiknya, virus tersebut dianggap bisa nonaktif dengan bahan disinfektan seperti alkohol dengan kadar 60 – 70 persen , hidrogen peroksida 0,5 persen, atau sodium hipoklorit 0,1 persen dalam waktu 1 menit.
Karena itu, rajin-rajinlah membersihkan permukaan benda yang sering disentuh seperti telepon genggam, gagang pintu, dan meja kerja dengan menggunkaan bahan disinfektan.
Melemah di suhu panas
Walaupun sejauh ini belum ada penelitian yang menyebut bahwa virus penyebab Covid-19 melemah terhadap panas. Namun, coronavirus penyebab penyakit SARS, terbukti bisa melemah pada suhu panas.
Berdasarkan data yang diterbitkan oleh badan kesehatan dunia, World Health Organization (WHO), virus penyebab SARS bisa terbunuh pada suhu 56°C.
Tidak bisa bertahan lama di permukaan
Virus corona memang bisa bertahan beberapa hari di permukaan. Namun, seiring berjalannya waktu, virus ini tidak lagi cukup kuat untuk bisa menimbulkan infeksi.
Karena itu, baik WHO maupun Kementerian Kesehatan RI tidak melarang pengiriman paket antar negara karena risiko penularan melalui media pengiriman paket tersebut sangatlah rendah.
Editor : Marwiah Syam
Comment