Perdagangan Pasar Karbon Indonesia Masih Sepi

JAKARTA, BERITAPEDOMAN.com – Perdagangan pasar karbon Indonesia masih sangat sepi.

Hal itu, diungkapkan Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo.

“Dua minggu lalu, sejak bursa karbon dibuka ke internasional, ternyata perdagangannya amat rendah volumenya. Kecil sekali dari kredit 1,7 juta ton CO2 dari yang tersedia. Yang laku hanya 40.000. Artinya total kredit yang terserap kurang dari 3 persen dari suplai yang tersedia di bursa karbon lokal,” ungkap Hashim, dalam CNBC Indonesia ESG Sustainability Forum 2025, seperti dilansir dari berbagai sumber, Jumat (31/1/2025).

Hashim, juga menyoroti rendahnya likuiditas di bursa karbon menjadi hal penting yang harus diselesaikan, sehingga merekomendasikan akses pasar karbon Indonesia untuk ikut dibuka kepada pelaku usaha karbon internasional.

Sebagai informasi, dari sisi transaksi perdagangan karbon, secara akumulasi sejak diluncurkannya pada 26 September 2023 hingga 27 Desember 2024, tercatat volume transaksi mencapai 908.018 ton CO2 ekuivalen, dengan total nilai transaksi akumulasi mencapai Rp50,64 miliar. Artinya rerata harga mencapai Rp55.769 atau nyaris US$ 4 per ton ekuivalen CO2.

Comment