REMBON, BERITAPEDOMAN.com – Adalah Natsir, petani coklat yang kesehariannya sebagai guru Bahasa Inggris di Dusun Randanan, Lembang Maroson, Kecamatan Rembon, Tanah Toraja ini memanfaatkan kulit buah tanaman coklat yang terbuang menjadi barang kerajinan yang sangat eksotis.
Awal mulanya, Natsir melihat peluang tersebut, saat sedang mengamati pohon-pohon coklatnya yang ada di kebun depan kediamannya.
Natsir yang memang kesehariannya selalu merasa senang berada di kebun sambil bersih-bersih, mendapati banyak bangkai kulit buah coklat.
Kemudian, terbersitlah di kepalanya untuk membuat sesuatu yang berguna dari kulit coklat tersebut.
Seiring ide bermunculan, Natsir pun mulai mencobanya. Sebelum menjadi barang kerajinan, Natsir memilah-milah kulit buah coklat tersebut untuk memastikan tidak rusak, cacat atau retak.
Kemudian, menguliti dan mengerok sisi lunak dalamnya sampai kulit keras terdalamnya halus. Kemudian kulit buah coklat tersebut, diubahnya menjadi tempat asbak rokok, gelas cantik, tempat pulpen pensil, mangkok unik, dan lainya.
Setelah menjadi berbagai buah kerajinan, Natsir pun mengeringkannya di bawah sinar matahari hingga betul-betul kering maksimal dan berwarna kecoklatan alami.
Kini potensi tersebut, siap dipasarkan nantinya yang tentunya akan berimbas positif pada pemberdayaan sumber daya alam dan ekonomi daerah nantinya.
Saat ditemui di lokasi, Dusun Randanan, Rembon, Tanah Toraja beberapa waktu lalu, kepada Jurnalis Beritapedoman.com, Natsir yang selalu bersikap apa adanya dan sederhana ini sangat antusias menceritakan bagaimana awal mula dirinya menjajal tanah berbatuan menjadi kebun dan tanah hunian yang pantas dihuni bersama keluarganya.
Saat itu, tak sedikit yang mencemoh, tapi pria kelahiran 26 Agustus 1970 ini tak pernah putus asa meniti hidup, bahkan sedikit demi sedikit perjuangannya membuahkan hasil.
Apalagi saat dirinya semakin terbantu dengan program CSR Pertamina Sulawesi.
“Saya sangat bersyukur ada teman baik dari Bali yang mau mengenalkan pada Pertamina. Jika tidak, potensi yang ada di sekitar kami menjadi sia-sia, karena saya ini orang kampung tidak punya akses. Tapi semenjak orang Pertamina datang, dan merangkul kami, saya merasa mendapat cahaya dan optimis bahwa masa depan saya dan masyarakat sekitar juga akan cerah,” katanya terharu.
Natsir pun berharap, kedepannya pihak CSR Pertamina terus mendukung perkembangan pemberdayaan masyarakat Rembon kedepannya.
“Saya sangat bersyukur Pertamina mau membantu saya bagaimana caranya melakukan promosi dan penjualan pada masyarakat luas, terimakasih Pertamina,” katanya.
Penulis/Editor : Marwiah Syam
Comment