MAKASSAR, BERITAPEDOMAN.com – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar) menilai stabilitas sektor jasa keuangan di wilayah Sulawesi Maluku Papua (Sulampua) masih terjaga dan stabil, serta kontributif terhadap perekonomian Sulampua yang tumbuh sebesar 7,97 persen secara year on year (yoy) pada triwulan II-2024.
Kepala OJK Sulselbar, Darwisman, mengatakan, pada posisi Mei 2024, OJK Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat mencatatkan kinerja industri perbankan di wilayah Sulampua bertumbuh secara stabil, dimana dicatatkan pada total aset, DPK dan kredit, masing-masing tumbuh sebesar 7,07 persen, 6,66 persen dan 9,37 persen secara year on year (yoy) dengan tingkat intermediasi Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 124,30 persen dengan Non Performing Loan (NPL) yang terjaga di angka 2,79 persen.
“Angka tersebut mencerminkan kestabilan di sektor jasa keuangan Sulampua,” katanya, melalui siaran pers, Rabu (17/7/2024).
Tak hanya itu, sejalan dengan kinerja di wilayah Sulampua, kata Darwisman, perkembangan sektor jasa keuangan di Sulawesi Selatan juga turut menunjukkan kinerja positif, baik di sektor perbankan, pasar modal mapun IKNB.
Adapun total aset perbankan di Sulawesi Selatan posisi Mei 2024, dicatatkan tumbuh sebesar 7,98 persen secara year on year (yoy) dengan nominal mencapai Rp193,36 triliun. Aset ini terdiri dari aset Bank Umum sebesar Rp189,61 triliun dan aset Bank Perkreditan Rakyat (BPR) sebesar Rp3,74 triliun.
Begitu pun, dengan raihan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang juga dicatatkan tumbuh sebesar 9,06 persen secara year on year (yoy) dengan nominal mencapai Rp130,09 triliun.
Mengenai kredit yang disalurkan di Sulawesi Selatan, pun juga dicatatkan tumbuh sebesar 9,58 persen secara year on year (yoy) dengan nominal mencapai Rp160,21 triliun. Penyaluran kredit di Sulawesi Selatan ini didominasi oleh penyaluran kredit produktif yang memberikan sumbangsih sebesar 55,49 persen dan jika dilihat berdasarkan sektor ekonomi, kredit paling banyak disalurkan itu di sektor perdagangan besar dan eceran dengan porsi sebesar 24,07 persen.
“Dengan raihan itu, dicatatkan kinerja intermediasi perbankan Sulsel tetap terjaga dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) 125,56 persen dan tingkat rasio kredit bermasalah berada di level aman, yakni 3,25 persen,” katanya.
Untuk kinerja perbankan syariah, lanjut Darwisman, juga dicatatkan turut menunjukkan pertumbuhan yang lebih tinggi pada posisi Mei 2024 secara year on year (yoy). Hal ini tercermin dari aset perbankan syariah yang tumbuh sebesar 18,08 persen secara year on year (yoy) menjadi Rp14,99 triliun, dengan penghimpunan DPK yang tumbuh sangat tinggi sebesar 27,08 persen menjadi Rp10,90 triliun.
Mengenai penyaluran pembiayaan syariah di Sulsel, juga dicatatkan tumbuh sebesar 17,06 persen secara year on year (yoy) menjadi Rp12,70 triliun.
“Begitu pun dengan tingkat intermediasi perbankan Syariah yang juga dicatatkan berada pada level 116,48 persen dengan tingkat NPF pada level aman, yakni 2,51 persen,” katanya.
Comment