Tiga Faktor Penyebab Kanker Paru Sering Terlambat Ditemukan

BERITAPEDOMAN.com – Kanker paru adalah salah satu masalah kesehatan yang tak boleh disepelekan. Data riset kesehatan dasar (riskesdas) 2018 menunjukkan bahwa jenis kanker ini adalah yang terbanyak dialami masyarakat Indonesia, khususnya para pria.

Seperti dilansir dari Tempo.co, Kamis (6/2/2020) disebutkan fakta berdasarkan Globocan 2018, bahwa setiap tahunnya lebih dari 30.023 penduduk Indonesia didiagnosa kanker paru, sementara 26.095 orang diantaranya meninggal dunia.

Dengan angka kematian yang tinggi, apalagi jika dibandingkan dengan jenis kanker, banyak yang bertanya apa masalahnya.

Dokter spesialis paru di Rumah Sakit Persahabatan, Elisna Syahruddin, menjelaskan, ada tiga faktor utamanya.

Salah satunya, adalah keterlambatan dari sisi pasien.

Elisna mengatakan, masyarakat sering menyepelekan kesehatannya. “Padahal tanda batuk lama, sesak nafas dan nyeri dada itu sudah mengindikasikan stadium lanjut,” katanya.

Untuk mencegah hal ini, Elisna pun menyarankan agar masyarakat memberanikan diri untuk mengecek kondisi paru melalui bronkoskopi. Terlebih jika seseorang memiliki riwayat merokok yang tinggi.

“Merokok masih menjadi penyebab utama kanker paru. Kalau sudah merokok, sebaiknya dilakukan bronkoskopi untuk deteksi dini,” katanya.

Penyebab keterlambatan lainnya, kata Elisna, adalah misdiagnosis dari para dokter. Hal itu karena membedakan tuberkulosis dan infeksi paru memang sangat sulit. Untuk membantu agar para dokter memberi prognosis yang benar, maka pasien diimbau menyebutkan gejala yang sesuai.

“Kita perlu dibantu karena banyak pasien yang takut jujur. Ini akan menyulitkan diagnosis,” katanya.

Yang terakhir, kata Elisna, keterlambatan disebabkan oleh sistem. Dalam mendapatkan perawatan, sistem penatalaksanaan pasien kanker sangat panjang. Ini termasuk rontgen hingga bronkoskopi.

“Terkadang mendapat hasil rontgen ataupun bronkoskopi itu memakan waktu satu minggu untuk masing-masing. Kalau penyakitnya sudah stadium lanjut, otomatis bisa menyebar cepat dan menyebabkan kematian,” katanya.

Comment